FAMILY BUSINESS INSIGHT

Kegagalan Melintas Generasi

Miele adalah produsen peralatan rumah tangga dan komersial yang bermarkas di Gutersloh, Jerman. Didirikan tahun 1899, perusahaan ini sejak awal hingga kini dikelola oleh dua keluarga, yaitu keluarga Miele dan keluarga Zinkann. Pada masa-masa awal berdirinya, Carl Miele mengawasi perakitan, sedangkan  Reinhardt Zinkann mengawasi aktivitas penjualan dan keuangan.

Hingga kini, Miele telah bertahan selama empat generasi. Saat ini perusahaan dipimpin oleh cicit Carl Miele, Markus. Ia bermitra dengan cicit Reinhardt Zinkann, yang kebetulan juga bernama Reinhardt. Kepemilikan keluarga Miele dan Zinkann masing-masing 51 dan 49 persen. Di bawah kontrol dua keluarga ini, Miele bertahan melintas zaman dengan kemandiriannya, melewati peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi akbar termasuk 2 perang dunia dan depresi besar tahun 1930-an.

Krisis ekonomi yang melanda Eropa dan Amerika Serikat tahun-tahun belakangan ini rupanya tidak berdampak signifikan bagi Miele. Bahkan, tahun lalu perusahaan mengalami kenaikan pendapatan sebesar 4 persen, ditopang oleh pertumbuhan penjualan di Rusia, Tiongkok, Inggris, bahkan Yunani yang paling parah terkena dampak krisis.

Markus, yang bergabung dengan Miele pada tahun 1999 dan menjadi direktur pengelola tiga tahun berikutnya, mengawasi riset dan pabrik. Sedangkan Reinhardt rajin berkeliling dunia mengawasi penjualan dan distribusi. Sebanyak 80 persen kegiatan produksi masih dilakukan di Jerman.

Baik Miele maupun Zinkann masing-masing memiliki beberapa orang anak, yang dapat melanjutkan bisnis keluarga. Meski demikian, anak-anak ini tidak akan dipaksa untuk bergabung. Bagi Miele dan Zinkann, pemaksaan hanya akan berdampak buruk baik bagi bisnis maupun keluarga.

Dengan kepemilikan yang tersebar di dua keluarga, pengambilan keputusan memang bisa memakan waktu. Meski demikian, mereka berprinsip bisnis lebih diutamakan ketimbang keluarga. Perusahaan juga memiliki dewan keluarga beranggotakan masing-masing tiga orang dari kedua keluarga. Dewan keluarga mengadakan pertemuan setiap empat bulan sekali. Jika Miele dan Zinkann tidak sepakat tentang  suatu hal, maka Direktur Keuangan, Olaf Bartsch, satu dari lima anggota manajemen pusat, akan turun tangan.

Kemampuan Miele bertahan selama empat generasi layak diacungi jempol. Betapa tidak. Selama ini, rata-rata perusahaan keluarga berumur pendek. Mereka tenggelam setelah generasi pertama tidak lagi memimpin. Kalaupun tetap bertahan, kepemilikannya berpondah tangan. Hal ini diperkuat oleh hasil studi Harvard University, yang mengungkapkan bahwa 70 persen perusahaan keluarga hanya bertahan selama satu generasi. Memang ada perusahaan keluarga yang telah berusia lebih dari satu abad. Diantaranya adalah Bertelsmann. Perusahaan media asal Jerman ini didirikan tahun 1835 dan  hingga kini masih dimiliki keluarga Mohn. Contoh lainnya adalah L’Oreal, perusahaan kosmetik yang didirikan tahun 1908 dan kepemilikannya sampai sekarang masih dipegang keluarga Schueller. Namun perusahaan-perusahaan semisal Miele, Bertelsmann, dan L’Oreal masih kalah jumlahnya dibanding perusahaan-perusahaan yang gagal.

Kegagalan perusahaan keluarga untuk bertahan lebih dari satu atau dua generasi ini bukan lantaran produknya tak laku dijual. Bahkan sebaliknya. perusahaan-perusahaan ini kerap menjadi pelopor lahirnya inovasi, baik inovasi produk maupun aktivitas pemasaran. Inovasi pulalah yang menjadikan perusahaan-perusahaan ini kebal krisis, bahkan krisis besar sekalipun. Semangat kewirausahaan benar-benar hidup.

Lantas apa penyebab ambruknya banyak perusahaan keluarga?Pertama, setelah generasi senior mundur, perusahaan dipimpin oleh generasi kedua, yang sayangnya kemampuan mereka acap kalah dibanding generasi pertama. Hal ini bukan semata-mata kesalahan generasi penerus, melainkan juga lantaran generasi senior yang lalai menyiapkan rencana peralihan kepemimpinan. Banyak alasan generasi senior ogah memikirkan peralihan kekuasaan kepada generasi muda, semisal tidak mau kehilangan kekuasaan, tidak yakin akan kemampuan genersi muda, takut menimbulkan percekcokan, dan sebagainya. Bagaimanapun, rencana peralihan kekuasaan wajib dilakukan, bukan saja demi menjaga kelangsungan bisnis melainkan juga demi mempertahankan keharmonisan hubungan keluarga. Rencana suksesi juga menyagkut nasib karyawan. Kegagalan perusahaan akibat absennya penerus yang kompeten akan meningkatkan risiko hilangnya mata pencaharian karyawan.

Penyebab kedua adalah konflik antar anggota keluarga. Kerap terjadi di antara anggota-anggota keluarga generasi kedua dan/atau sesudahnya. Biasanya pecah setelah pendiri atau generasi senior, yang karismatik dan berwibawa, tidak ada lagi. Padahal selama ini generasi senior menjadi figur pemersatu keluarga. Pernyebab konflik umumnya berakar dari ketidaksamaan visi dan pandangan dari para anggota keluarga. Perselisihan yang berlarut-larut menyebabkan kegiatan kegiatan perusahaan tidak berjalan optimal, runtuhnya semangat karyawan, dan memburuknya citra perusahaan. Konflik kerap berujung pada lepasnya kepemilikan keluarga terhadap perusahaan. Bisa juga anggota keluarga menyerahkan kepemilikannya kepada anggota keluarga lainnya. Guna mengantisipasi terjadinya konflik, anggota keluarga dapat mengadakan pertemuan secara berkala untuk membahas isu-isu yang timbul, seperti dilakukan Miele. Di samping itu,  pertemuan ini juga dapat mengakrabkan hubungan keluarga. Tak kalah penting, hak dan kewajiban masing-masing anggota keluarga juga harus dirumuskan secara tertulis dan adil.

Related Articles